fbpx

Mengapa yang Dibangun Pertama Kali oleh Nabi adalah Masjid saat di Madinah?

HAL pertama yang dilakukan Rasulullah saat tiba di Madinah –dalam rangka hijrah- adalah masjid menyusul kemudian pasar. Pasar dibangun untuk membangun kekuatan ekonomi umat dan mengalihkan sentra ekonomi dari genggaman tangan Yahudi ke tangan kaum Muslimin. Lalu, mengapa Rasulullah saw. membuat masjid di masa awal kedatangannya di kota Madinah?

Al-Mubarokfuri menulis, “Masjid bukanlah hanya tempat melaksanakan shalat. Masjid adalah universitas tempat kaum Muslimin menggali ilmu dan ajaran-ajatan Islam. Masjid adalah tempat pertemuan berbagai suku dan bangsa yang beraneka ragam lalu mereka berpadu dan bersatu, padahal sebelumnya mereka dipisahkan dengan perbedaan kesukuan dan peperangan. Masjid adalah basis untuk memenej segala urusan dan melakukan mobilisasi. Dan masjid pun adalah parlemen tempat dilangsungkannya musyawarah legislasi dan eksekusi. Dan di samping itu semua, masjid juga menjadi tempat tinggal para muhajirin yang miskin yang tidak memiliki harta, rumah, dan keluarga.” (Ar-Rahiqul-Makhtum hal. 178)

Masjid, di samping rumah, kata DR. Ali Abdul-Halim, merupakan tonggak penting. “Masjid adalah penyempurna pembangunan masyarakat Islam. Ia berperan untuk memperkokoh apa yang sudah dilakukan di rumah dalam pembangunan masyarakat Islam,” lanjutnya. Lebih jauh ia memaparkan sebagai berikut:

Kelurga Muslim berperan melahirkan anak-anak, memelihara mereka, menanamkan nilai-niliai kebaikan dalam jiwa mereka dan menghalau keburukan-keburukan dari mereka. Lalu keluarga itu mengantarkan anak-anak mereka ke masjid agar sempurna pembinaan dan penempaan mereka. Rumah mengahari anak-anak. Sedangkan masji mengajari anak-anak dan sekaligus orang-orang dewasa.

Mesjid merupakan sarana penempaan kaum Muslimin untuk berdisiplin dan teratur. Jika seorang muazin mengumandangkan ‘Allahu Akbar’ seluruh umat Islam meninggalkan segala yang ia kerjakan seraya menuju ke masjid. Karena seruan itu datang dari Allah swt. dan memenuhinya berarti memenuhi seruan Allah swt. Allahu lebih agung dari segala pekerjaan. Allah lebih agung dari segala urusan. Allah lebih agung dari siapa pun. Dan tidak boleh ada sesuatu apa pun yang memalingkan muslin dari memenuhi seruan-Nya.

Pelatihan kedisiplinan macam apa lagi yang lebih hebat dari itu semua? Seseorang meninggalkan segala sesuatu dan memandangnya kecil belaka untuk kemudian menuju ke kebesaran Allah swt. Sungguh ini merupakan tarbiyah yang memiliki tujuan yang dalam. Hal itulah yang menarik setiap Muslim untuk selalu datang ke masjid lima kali dalam sehari.” (Tarbiyatun-Nasyi Al-Muslim hal. 416).

sumber : (islampos.com)

admin

Lembaga Filantropi yang bergerak di bidang pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan dana kemanusiaan. Lembaga Amil Zakat SK Kementrian Agama RI No.599 Provinsi Jawa Barat.

See all posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are makes.

WhatsApp Kami